SKI KELAS 3 : MEMAHAMI PERISTIWA KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW

MEMAHAMI PERISTIWA KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW

Kapan Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi rasul? 
Apa saja tugas seorang rasul? 
Mengapa Nabi Muhammad Saw. dipilih menjadi rasul? 

Marilah kita ikuti pelajaran tentang memahami peristiwa kerasulan Nabi Muhammad Saw.!



A. Memahami Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad Saw.

Nabi Muhammad Saw. adalah keturunan Bani Hasyim. Beliau memiliki tugas membantu menyediakan air bagi orang yang datang ke Ka’bah untuk memuja berhala. Walaupun demikian, ia tidak pernah mengikuti upacara pemujaan itu. Ia merasa risi terhadap kaumnya yang menyembah berhala.
Oleh karena itu, menjelang usia 40 tahun ia sering bertafakur; mengasingkan diri merenung dengan sungguh-sungguh. Nabi Muhammad Saw. bertafakur untuk memikirkan jalan keluar agar kaumnya tidak lagi menyembah berhala. Tempat yang digunakan Muhammad untuk bertafakur adalah gua Hira. Awalnya, Muhammad bertafakur hanya beberapa jam saja. Akan tetapi, lama-kelamaan ia menghabiskan waktu berhari-hari untuk bertafakur.
Tafakur yang dilakukan Muhammad bertujuan untuk menjauhkan jiwa dan raganya dari urusan keduniawian. Dengan bertafakur, Muhammad juga terhindar dari pergaulan dengan orang-orang yang berakhlak buruk. Memang, sejak usia remaja Muhammad tidak suka bergaul dengan orang yang senang mabuk-mabukkan, foya-foya, dan berjudi. Dengan demikian, jiwa dan raga Muhammad benar-benar suci.
Semenjak kecil Nabi Muhammad Saw. menghindari perilaku masyarakat Arab Jahiliyah. Beliau juga menghindari cara beribadah orang Arab menyembah patung atau berhala, matahari, bulan, bintang, pohon, dan air. Maka, tidak heran sebelum menerima wahyu Muhammad lebih sering menyendiri dan merenung beribadah seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim As.. Pada saat bertafakur, terkadang Nabi Muhammad Saw. membawa bekal makanan dari rumah supaya dapat tinggal lebih lama. Jika bekal yang dibawanya habis, ia pulang ke rumah untuk mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh isterinya, Khadidjah. Setelah itu ia kembali lagi ke gua Hira.
Tafakur yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. adalah memikirkan dan merenungkan keadaan penduduk Makkah yang sesat. Cara beribadah seperti itu juga disebut dengan taḥannus, yaitu beribadah selama beberapa malam dan menjauhkan diri dari dosa. Beliau mengadukan kepada Allah Swt. tentang perbuatan masyarakat Arab yang jauh dari martabat kemanusiaan.
Mereka sering melakukan tindakan yang tercela. Nabi Muhammad Saw. sangat prihatin dengan keadaan tersebut dan berharap suatu ketika dapat memperbaikinya. Dengan bertafakur, Nabi Muhammad Saw. membersihkan hati. Pikirannya menjadi bersih serta tidak tercampuri urusan duniawi. Sepanjang bulan Ramadhan, Muhammad menghabiskan waktunya untuk beribadah.

B. Nabi Muhammad Saw. Menerima Wahyu Pertama

Kapan Nabi Muhammad Saw. menerima wahyu pertama? 
Apa yang diterima Nabi Muhammad Saw.pada wahyu pertamanya? 
Siapakah yang bertugas memberikan wahyu? 
Marilah kita ikuti pelajaran tentang Nabi Muhammad Saw. menerima Wahyu Pertama!

Ketika Nabi Muhammad Saw. berusia 40 tahun, beliau mengalami peristiwa yang luar biasa. Tepatnya, pada tanggal 17 Ramadhan atau tanggal 6 Agustus 611 Masehi, Muhammad melihat cahaya terang benderang di gua Hira. Dikisahkan bahwa malaikat Jibril muncul dengan cahaya membutakan di hadapan Nabi Muhammad Saw. ke mana pun beliau memandang. Jibril adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu dari Allah Swt.. Saat itu Jibril muncul dalam wujud manusia.
Malaikat Jibril datang dan merangkul Nabi Muhammad Saw. sedemikian kuat sehingga Nabi Muhammad Saw. sulit bernafas, dan memerintahkan, “Bacalah!” Muhammad menjawab, “Aku tidak bisa membaca!” Jibril mengulangi perintah itu, dan sewaktu menerima jawaban yang sama, membimbing Nabi Muhammad Saw. membaca surat Al-‘Alaq ayat 1-5, yang berbunyi:
Setelah mengalami peristiwa di atas, Nabi Muhammad Saw. turun dari gua Hira dan pulang dalam kondisi ketakutan dan bingung. Beliau gemetar, ketakutan, badannya menggigil dan berkeringat. Khadijah (isteri Nabi Muhammad Saw.) merasa heran melihat kondisi suaminya karena selama ini belum pernah terjadi.Nabi Muhammad Saw. meminta isterinya untuk menyelimuti. Beliau berkata, “Selimutilah aku! Selimutilah aku!”.Nabi Muhammad Saw.menggigil seperti orang yang terkena demam. Khadijah berusaha menenangkan Nabi Muhammad Saw. Setelah hilang rasa takutnya, Nabi Muhammad Saw.menceritakan semua yang dialaminya di gua Hira.

Untuk menenteramkan hati Nabi Muhammad Saw., Khadijah mengajak beliau untuk bertemu dengan pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal. Waraqah bin Naufal adalah orang Nasrani yang memiliki pengetahuan yang luas tentang isi kitab Taurat dan kitab Injil. Waraqah berkata: “Yang datang kepadamu adalah An-Namus Al-Akbar (malaikat Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Musa As.. Sesungguhnya engkau adalah orang yang terpilih menjadi rasul Allah Swt.. Kaummu akan mengatakan bahwa engkau penipu. Mereka akan memusuhimu, melawanmu, dan membuangmu. Sungguh, bila aku masih hidup sampai waktu itu, aku akan membelamu”.

Peristiwa penerimaan wahyu pertama di gua Hira itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 611 M. Umat Islam diperintahkan untuk selalu mengingat peristiwa tersebut agar dapat mengambil hikmah yang terkandung dalam kejadian peristiwa tersebut.Selanjutnya, mengamalkan wahyu Allah Swt. berupa al-Qur’an, kitab suci bagi umat Islam. Allah swt.telah memilih dan mengangkat Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasul (utusan)-Nya untuk menyebarkan kebenaran pada umat manusia.


TUGAS
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Mengapa Nabi Muhammad Saw. bertafakur?
2. Di mana Nabi Muhammad Saw. bertafakur?
3. Bagaimana keadaan Nabi Muhammad Saw. sebelum menerima wahyu pertama?
4. Bagaimana keadaan Nabi Muhammad Saw. setelah menerima wahyu pertama?
5. Surat apa yang turun pertama kali?



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SKI KELAS 3 : MEMAHAMI PERISTIWA KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW"

Posting Komentar